Kamis, 27 Februari 2014

DR.JOHN TUBA HELAN, S.H, M.HUM. CALEG BERI SESUATU DENGAN NIAT DIPILIH ADALAH PEMBODOHAN MASYARAKAT


dR.jOHN FOTO“Seseorang caleg tiba-tiba menjadi dermawan dan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin, dia melakukan kegiatan amal membantu Gereja atau Masjid . Dari segi terminologi hukum tidak termasuk dalam politik uang tetapi secara substansi dia memberi tentu dengan niat untuk dipilih. Inilah yang terkandung dalam pemberian itu. Kalau demikian niatnya, itu namanya Politik Uang yang nantinya  akan membuat rakyat hidup sengsara selama 5 tahun kedepannya.” Hal ini diungkapkan oleh Pakar Hukum Tata Negara, Dr.John Tuba Helan,SH.M.Hum, ketika ditemui wartawan Tabloid Exodus Pos, di Kantor Bawaslu Provinsi NTT, beberapa waktu yang lalu. Berikut Petikan wawancara dengannya :

Kepada Tabloid ini, Dr. John, mengatakan, pemilu adalah media untuk merekruit pemimpin Legislatif maup[un Eksekutif. Menurutnya, hal ini sangat strategis karena pemimpin yang terpilih itu tentunya ditentukan dengan kualitas Pemilu. Rakyat sebagai pemilik kekuasaan tertinggi menentukan siapa yang harus menjadi wakil mereka di Pemerintahan dan Legisdlatif, sehingga masyarakat harus menentukan hak dan tanggungjawabnya lewat Pemilu itu.

CALEG YANG BAIK, BUKAN TIBA-TIBA JADI DERMAWAN DAN TUKANG AMAL
Menurutnya, rakyat harus memilih orang yang baik dan bukan memilih orang-orang yang memberikan uang atau barang dengan cara amal dan dermawan dadakan. Sekali lagi masyarakat harus memilih orang-orang yang baik, bukan memilih orang-orang yang memberikan uang atau barang-barang dengan cara amal dan dermawan yang dilakukan menjelang Pemilu Legislatif. Sekali lagi masyarakat harus bertanggungjawab dalam memilih orang-orang yang baik untuk bisa diharapkan mampu memperjuangkan nasib mereka lima tahun kedepan.

Dia menjelaskan, memang, sebenarnya secara rumusan undang-undang, beramal itu tidak masuk dalam regulasi pelanggaran pemilu sebab beramal bagi Gereja, Masjid dan orang miskin itu adalah hal yang sangat Manusiawi, tetapi yang menjadi persoalan adalah beramal itu dilakukan pada saat menjelang Pemilu Legislatif, sehingga apa yang diamalkan itu tentu dengan maksud untuk dipilih masyarakat, hal ini sama saja Politik Uang. 

FIGUR BERIKAN UANG DENGAN NIAT UNTUK DIPILIH, ITU NAMANYA POLITIK UANG, FIGUR SEPERTI INI TIDAK BAIK BAGI RAKYAT
Dr.John melanjutkan bicaranya, saat ini kita lihat, orang memberikan sesuatu tentunya dengan iming-iming untuk mendapat dukungan masyarakat.  Misalnya , dia kasih orang uang untuk diberikan pada orang lain lalu dia bilang, ini adalah titipan dari bapak caleg, tentu dengan maksud tertentu, Memang dia tidak suruh orang memilih dia pada 9 April hari pencoblosan, tetapi secara implisit dia telah mengajak orang untuk memilih dirinya. Ini sama saja caleg melakukan politik uang. Dari segi terminologi hukum, menjadi dermawan atau beramal, memang tidak termasuk dalam politik uang, tetapi secara substansi, sang caleg memberikan sesuatu tentu dengan niat untuk dipilih. Inilah yang terkandung dalam pemberian itu. Kalau terkandung niat seperti itu maka, tentu bisa dikategorikan sebagai politik uang.” Ucapnya dengan nada tegas.

Dia menegaskan lagi, Jika rakyat memilih caleg  karena uang atau barang, maka kita akan susah lagi selama lima tahun. Caleg yang memberikan uang atau barang untuk menarik simpati masyarakat merupakan  cara yang tidak baik  dan figur yang melakukan cara-cara ini adalah figure yang tidak baik,  karena dia tidak mampu membawa isu-isu untuk menarik simpati masyarakat.

FIGUR YANG TIDAK BAIK, TIDAK BERMANFAAT BAGI RAKYAT SELAMA 5 TAHUN
Dia menjelaskan kenapa figur yang bermain uang adalah figur yang tidak baik, katanya, Misalnya, Politik uang yang dilakukan oleh Calon incumbent, barangkali uang itu diperolehnya dari hasil korupsi. Kalau calon pemula, mungkin uang itu dari hasil dia utang,  sehingga kalau jadi Anggota DPR/DPRD, dia akan sibuk mencari uang menutupi utang-utangnya, dan karena gajinya tidak cukup untuk membayar utang dan kebutuhan keluarga maka,  dia pasti mencuri atau korupsi, dia pasti berkolusi dengan Kepala Daerah atau Eksekutif lainnya, agar bisa dapat uang banyak, kalau terjadi demikian maka, dia tidak akan bisa berjuang sepenuhnya untuk rakyat. Rakyat akan tetap hidup susah dalam kesedihannya sendiri, inilah yang menjadi persoalan kalau kita memilih caleg karena uang atau barang. “ Kalau rakyat mau memilih karena diberikan sesuatu, maka harapan hidup untuk lebih baik akan menjadi sia-sia belaka,” tandasnya dengan nada prihatin.

Doktor Ilmu Politik ini berharap,  Masyarakat jangan memilih orang-orang seperti itu, supaya tidak susah terus. Masyarakat jangan memilih karena uang sebab itu adalah pembodohan keji, karena mereka meremehkan martabat rakyat yang luhur itu.

KALAU RAKYAT TERLANJUR MENERIMA UANG TETAP PILIH FIGUR YANG CERDAS DAN JUJUR AGAR RAKYAT DIPERHATIKAN SELAMA 5 TAHUN
Katanya, kalau terlanjur sudah menerima pemberian caleg tertentu, jangan serta merta mau memilih mereka, pililah mereka yang cerdas dan jujur, supaya dia bisa membuat kebijakan yang bagus untuk membangun rakyat selama lima  tahun kedepannya, karena,   keuntungan bagi rakyat jauh lebih besar daripada hanya terima uang 100 ribu, semen 5 sak, beras 10 kilogram dan lain sebagainya, tetapi setelah itu, rakyat susah lagi selama 5 tahun kedepan.

Dia berpendapat bahwa, orang baik itu cerdas karena punya wawasan dan pendidikan yang bagus, juga tidak hanya punya pendidikan formal yang tinggi saja tetapi yang punya pengalaman yang luas dalam hal membangun rakyat. Pilih orang yang punya Integritas diri yang baik dan kejujuran hati yang tulus mau membangun rakyat, orang-orang seperti inilah yang pantas untuk dipilih masyarakat, karena mereka pasti bisa membuat gebrakan - gebrakan  untuk mensejahterakan rakyat. “ Caleg yang cerdas dan jujur akan mampu berbuat bagi rakyat, jika rakyat memilih orang-orang seperti itu, saya yakin,  apa yang diharapkan oleh rakyat banyak, pasti bisa terjawab,” ucapnya.

CALEG YANG GUNAKAN BEASISWA UNTUK MENARIK SIMPATI MASYARAKAT, ITU NAMANYA PEMBODOHAN MASYARAKAT
Mengenai caleg incumbent yang menggunakan beasiswa untuk menarik simpati rakyat. Menurut Dr.John, , itu adalah hal yang sangat keliru sebab beasiswa itu adalah uang rakyat yang di ambil dari 20 persen APBN. Tanpa Caleg Incumbent itu juga, beasiswa tetap diberikan kepada anak-anak sekolah. Kalau ada oknum caleg yang bilang beasiswa dia yang perjuangkan sendiri dan berikan pada rakyat, itu adalah pembodohan masyarakat kita. Figur yang koar-koar begitu adalah figure yang tidak baik. Jadi Caleg incumbent itu salah satu orang yang turut memperjuangkan juga di DPR RI atau DPRD, tapi uang itu adalah uang rakyat juga, tanpa dia pun, beasiswa tetap dilaksanakan.

BANTUAN BAGI MASYARAKAT DESA, BUKAN PERJUANGAN SALAH SEORANG ANGGOTA DPR RI / DPRD SAJA
Tentang  bantuan-bantuan kapal ikan dan bantuan uang bagi rakyat desa.  Menurutnya, Kalau ada Caleg Incumbent yang bilang karena dirinya yang perjuangkan maka, itu juga tidak benar, itu uang rakyat bukan uang pribadinya. Kalau uang pribadi mereka, maka beasiswa atau bantuan kapal maupun bantuan bagi masyarakat desa pasti langsung diberikan saja oleh oknum caleg itu tanpa lewat aturan-aturan di Pemerintahan. Sekali lagi, caleg-caleg incumbent itu hanya salah satu orang di DPRRI atau di DPRD yang turut memperjuangkan bantuan-bantuan bagi masyarakat.

CALON INCUMBENT BERBUAT BAIK ITU KEWAJIBANYA,  KARENA DIA DIPILIH DAN DIBERIKAN GAJI SERTA  FASILITAS KOMPLIT OLEH RAKYAT
Dr.John mencermati, yang terjadi sekarang ini, ada oknum caleg incumbent yeng membagi - bagi dana bansos, membagi beasiswa yang adalah dari uang Negara, tetapi mereka bilang itu hasil usaha mereka, ini namanya pembodohan masyarakat. Menurutnya, harusnya, rakyat diberikan pemahaman bahwa uang-uang itu adalah uang rakyat. Berikan pemahaman yang sebenarnya jangan terkesan menipu rakyat lagi.Calon Incumbent itu kan dipilih untuk berjuang bagi rakyat, jadi kalau ada kebaikan yang dia perjuangkan maka itu adalah keberhasilan rakyat juga. Dia memang dipilih untuk wajib perjuangkan rakyatnya, itu sudah menjadi kewajiban dia berjuang bagi rakyat karena dipilih dan diberikan gaji serta fasilitas yang komplit karena rakyatnya,” tegasnya.

YANG BERKOAR-KOAR BANTUAN YANG DITERIMA MASYARAKAT ADALAH PERJUANGANNYA, JUGA ADALAH PEMBODOHAN MASYARAKAT
Katanya, yang amat memprihatinkan lagi, ada Oknum Calon Incumbent yang koar-koar diberbagai media tentang semua bantuan - bantuan sosial yang diterima rakyat, itu karena  dialah yang berjuang, seakan-akan dirinya sendiri yang perjuangkan dan berhasil atau dialah yang memberikan pada rakyat, itu namanya pembodohan dan penipuan terhadap masyarakat karena, semua itu adalah uang Negara, uang rakyat yang diberikan kembali pada rakyat yang memang punya hak menerimanya. calon seperti ini tidak perlu dipilih sebab dia hanya ingin membodohi masyarakat saja, lalu kapan rakyat menjadi cerdas dalam berpolitik ?, figure yang hanya mau bodohi rakyat terus, mereka tidak baik dan tidak patut dipilih,” tandas Dr.John Tuba Helan, dengan nada keras.

Menurut Dr.Jhon Tuba Helan, kalau kita orang pintar, harusnya kita didik rakyat menjadi pintar bukannya didik rakyat menjadi bodoh terus. Ini yang namanya figure yang tidak baik, sukanya bodohi rakyat saja, tidak patut dipilih. Sekali lagi, orang seperti itu tidak patut dipilih rakyat.

JANGAN ANGGAP RAKYAT BODOH JADI GAMPANG DITIPU, BERIKAN PENCERAHAN YANG SEBENARNYA AGAR RAKYAT CERDAS BERPOLITIK
Ada yang bilang pemberian kapal Pelni misalnya pada NTT, ada yang bunyi-bunyi di berbagai media seakan-akan dia punya, dia yang berikan. Itu keliru sekali. Itukan keputusan bersama oleh Dewan dan Eksekutif,  oleh semua wakil di lembaga rakyat, bukan perjuangan si caleg ini,  atau si caleg itu. Bantuan  itukan hak yang harus diberikan oleh pemerintah kepada rakyatnya. Jangan bunyi-bunyi seakan dia punya uang.  Jadi kita semua punya kewajiban untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar jangan ditipu – tipu terus, jangan kita anggap rakyat itu bodoh jadi gampang ditipu dan dibodohi. Sekali lagi, kita orang yang mengerti harus bisa berikan pemahaman dan pencerahan yang benar bagi rakyat, terlebih bagi masyarakat yang ada didaerah pinggiran agar tidak ditipu dan dibodohi,” ucap Dr.John Tuba Helan, mengakhiri perbincangan dengan Tabloid Exodus Pos. (001.Expos)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar