Jakarta, 29/09/2014. Exodus Pos Online.
Rekomendasi
Hasil Workshop ini merupakan bahan untuk memacu para Penulis Skenario Film
kita, agar kedepannya dapat membuat karya-karya besar dan bermanfaat untuk membangun
karakter bangsa yang berbasis Nilai Budaya dan Kearifan Lokal yang dimiliki
oleh masing-masing daerah di Indonesia. Hal ini di ungkapkan oleh Kasubdit
Literasi dan Apresiasi Film, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesenian dan
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Subantoro, ketika membuka
acara Workshop bagi para Penerima Fasilitasi Penulisan Skenario Film tahun 2014
di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Belum lama ini.
Subantoro, hadir membuka kegiatan Workshop |
Subantoro, menjelaskan, penyelenggaraan Fasilitasi Penulisan Skenario dilaksanakan
sebagai bentuk keprihatinan akan minimnya film-film bertemakan budaya yang
mengandung nilai-nilai sosial dan memiliki fungsi sebagai media untuk membangun
karakter bangsa. Para penulis skenario sepertinya kurang berminat menuliskan
naskah dengan tema sosial budaya, penulis muda yang diharapkan masih memiliki
idealisme dan masih bisa dibentuk, harus diberikan stimulus agar mereka mau
mengeksplorasi ragam budaya Indonesia dan menemukan nilai-nilai karakteristik
bangsa yang menarik untuk dituliskan dalam bentuk skenario film.
Subantoro, menambahkan, melalui kegiatan Fasilitasi Penulisan Skenario diharapkan
akan muncul penulis-penulis yang memiliki kreativitas tinggi dalam mengelola
ide-ide dari keragaman budaya, kearifan lokal dan pembangunan karakter bangsa,
demi kelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Sesuai
dengan maksud dan tujuan pelaksanaan, Penyedia jasa mengusulkan usulan tema
kegiatan, “Membangun karakter bangsa
melalui skenario film yang berbasis nilai budaya dan kearifan lokal”.
Melvy Yendra, saat memberi arahan kegiatan |
Sementara dalam kegiatan itu, kepada Exodus Pos
Kupang, ketua Tim Juri dan juga adalah ketua Tim Reviewer,
Melvy Yendra, mengatakan, Setelah
melalui proses membaca, meneliti dan melakukan penilaian atas proposal yang
terkumpul di panitia dan berdasarkan proses seleksi dan kontrol atas kualitas
skenario yang diterima, maka tim juri merekomendasikan peserta penerima
fasilitasi penulisan skenario adalah: Arswendo Atmowloto, dengan skenario
berjudul “Keluarga Cemara”,Pieter
Kembo, dengan skenario berjudul “Ofa Langga”
Yudiyanto, dengan skenario berjudul “Bhumi
Sambara”, Ilma Indriasri, dengan skenario berjudul “ Kereta Sinema”, Retno Kusumastuti, dengan skenario berjudul “Keris”.
Subantoro, saat berdialog dengan Tim Reviewer |
Melvy
Yendra, melanjutkan, banyak menerima penulisan skenario yang masuk, namun,
setelah dilakukan seleksi oleh tim juri, maka, hanya lima skenario yang layak
mendapat fasilitasi. “ Bagi yang
mendapat kesempatan Fasilitasi, kiranya terus berkarya membangun bangsa dan
Negara dengan skenario-skenario yang lebih berkualitas, sedangkan yang belum
mendapat kesempatan, diharapkan lebih tekun lagi berkarya sehingga kedepannya
bisa mendapat kesempatan ini”, ungkap Melvy.
Sesuai
pantauan langsung Wartawan Exodus Pos, dalam kegiatan Workshop yang
dilaksanakan sejak tangga 27 sampai 29 September 2014, di Hotel Mercure Ancol, hadir
juga Perwakilan Kemendikdud, Ny.Rita Siregar.
Ny.
Rita Siregar, yang juga sebagai Moderator Kegiatan Workshop, memberikan
masukan-masukan bagi lima peserta yang mendapat Fasilitasi Penulisan Skenario
Film tahun 2014 tersebut.
Subantoro, saat berikan kata sambutan pembukaan |
Kepada
lima peserta itu, Ny.Rita Siregar, mengatakan,Pemerintah senantiasa
mendukung skenario-skenario
yang memiliki nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang bertujuan membangun
karakter bangsa.
Katanya,
pengaruh Globalisasi yang semakin hari semakin tak terkendali, dikuatirkan
Nilai-nilai Budaya kita bisa saja ternoda dan luntur, dan bukan tidak mungkin, pada suatu
saat nanti, akan hilang dan terlupakan.
Ny.Rita
Siregar, mengatakan lagi, dengan kegiatan ini, diharapkan para penulis senantiasa
peduli akan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa kita, dan dengan
tulisan skenario yang mengandung nilai-nilai itu, maka, pemerintah dapat merampung beragam
kekayaan budaya tersebut dan mendokumentasikannya
secara baik, dengan cara memproduksi skenario-skenario yang kaya nilai
tersebut, menjadi film layar lebar untuk dinikmati oleh masyarakat Indonesia. “ Kandungan isi skenario harus memiliki
unsur pendidikan bagi masyarakat, ini yang diharapan oleh pihak Kemendikbud”,
tegas Rita.
Workshop ini menghadirkan , lima orang Tim
Reviewer, yang terdiri dari, Melvy Yendra, Gus Tf Sakai, Damhuri Muhammad, Hari
Ambari dan Umi Budiastuti. Dan dihadapan Tim Reviewer, Moderator Kegiatan, Rita
Siregar, memberikan kesempatan kepada
lima orang peserta Penerima Fasilitasi Penulisan Skenario untuk memaparkan ide dasar
ceritera mereka masing-masing.
Arswendo Atmowiloto, paparkan isi Skenario Keluarga Cemara |
Penerima
Fasilitasi, Arswendo Atmowiloto, dengan skenario “ Keluarga Cemara”, mengatakan, Ide Penulisan Skenario yang
ditulisnya itu, untuk mendidik para generasi muda kita agar tidak jauh
terperosok dalam hidup di jaman modern ini. Katanya, Film-Film Sinetron yang
gencar ditayang di televisi, terasa sudah kurang mendidik generasi kita,
sehingga dengan Skenario Keluarga Cemara, diharapkan dapat menjadi contoh
positip bagi setiap keluarga dalam mendidik anak-anak mereka menghadapi
kehidupan sekarang ini. “ Contoh hidup
sederhana, saling menghormati, interaksi hidup penuh kekeluargaan dalam kasih
sayang,ada dalam ceritera ini, dan inilah contoh hidup yang baik yang patut di
teladani”, ucap Asrwendo.
Pieter Kembo & Yudianto, paparkan Isi Skenario masing-masing |
Selanjutnya,
Piter kembo, dalam Skenario “ Ofa Langga
“, mengungkapkan, ceritera yang di tulisnya, untuk mengingatkan kembali
pada generasi Muda kita, agar mengetahui dan memahami latar belakang diciptakannya lagu-lagu daerah
yang di tuturkan oleh para pendahulu-pendahulu kita di waktu yang lalu.
Katanya, masa lalu memiliki nilai-nilai budaya yang dapat membentuk karakter
bangsa, namun persoalan yang dihadapi adalah, kurang digali dan dilestarikan
dengan baik. Oleh karena itu, lewat kesempatan ini, dirinya ingin adanya
perhatian serius dari pemerintah untuk menggali dan melestarikan
ceritera-ceritera rakyat yang ada di seantero bumi Indonesia. “ Kisah ini berlatarkan Kesetiaan, Cinta
dan Patriotisme dalam membela tanah air dari kaum penjajah dijaman dahulu “,
tandas nya.
Tim Reviewer, Gus Tf. Sakai |
Yudianto, dalam Skenario “ Bumi Sambara”, mengatakan, ceritera yang ditulis berlatar
belakang, Kepercayaan,bukan menjadi
penghalang bagi persatuan. Katanya, ini adalah ceritera film yang
mempersatukan, yakni, kebersamaan yang
dibangun dari berbagai latar belakang kepercayaan dan melahirkan suatu rasa
persatuan yang erat dan melekat. “ Saya
Tuliskan Ceritera Film ini, sebagai motifasi bagi masyarakat untuk membangun
kebersamaan hidup yang harmoni, tanpa membedakan sapa dan dari mana latar
belakang adat maupun agama mereka. Persatuan adalah kekuatan maha dasyat dalam
membangun tanah air kita Indonesia”, tandas Yudianto.
Sementara Ilma Indriasri
dalam karya “ Kereta Sinema”, menjelaskan, ceritera yang ditulisnya ini,
merupakan, refleksi panjang yang dia ilhami, tentang Kasih Sayang dan Kesetiaan
dalam kehidupan antar sesama. Katanya Interaksi Hidup penuh kasih antar sesama
akan membawa manusia lebih memahami apa
manfaaat hidup yang sebenarnya. “ Saya menintepretasikan semua kisah kehidupan
dalam ceritera ini, untuk menyemangati
masyarakat kita untuk memahami lebih mendalam arti Hiudp Kasih yang
sesungguhnya”, ucap Ilma mengakhiri pembicaraan.
Penulis Skenario Retno
dengan karya “ Keris “, mengatakan,
latar belakang ceritera yang ditulisnya
adalah, mendorong masyarakat untuk
melestarikan benda - benda budaya peninggalan leluhur kita yang meimiliki
sejarah yang mengakar. “ Keris adalah barang pusaka yang selalu
dipakai oleh raja-raja kita dulu. Sepenting apa
kegunaannya dan bagaimana cara pembuatan keris ini, akan saya paparkan menjadi pengetahuan bagi
genersi kita “, ucap Retno.
Setelah 3 hari kegiatan
Worshop ini, para Tim Reviewer, memberikan rekomendasi berdasarkan pemaparan
Ide Ceritera dan Teknik Penulisan Skenario yang baik kepada lima peserta
tersebut.
Tim Reviewer, Hari Ambary & Damhuri Muhammad |
Isi Rekomendasi tersebut,
antara lain, kiranya dalam pembuatan skenario yang berlatar belakang budaya,
harus memiliki fakta sejarah yang kuat sehingga basis ceritera tersebut
terhindar dari kontroversi. Perlu adanya penyegaran-penyegaran dalam ceritera
sehingga penonton tidak menjadi jenuh ketika menontonnya. Jangan terlalu banyak
Deskripsi yang menyebabkan miskin dialog maupun sebaliknya yakni banyak dialog
miskin gambar. Perlu memperhatikan berbagai property yang dipakai dalam
ceritera sehingga ada kelogisan antara ceritera dan barang yang dipakai pada
zaman ceritera itu terjadi.
Rekomendasi yang diberikan
oleh para Tim Reviewer, diterima baik oleh seluruh penulis skenario yang
mendapatkan fasilitasi tersebut . Dan akhirnya acara Worshp ini di tutup pada
Senin 29 September 2014 oleh perwakilan Kemendikbud, Ny.Rita Siregar.. (
Exos.001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar