Kamis, 06 Maret 2014

Keluhan Warga RW 05 Manutapen. TANAH LONGSOR JALAN TERANCAM PUTUS



Hampir disemua kelurahan dalam kota Kupang ini terdapat jalan raya yang rusak dan hancur serta berlubang-lubang bahkan ada jalan raya yang bergelombang. Kondisi seperti ini selalu kita temukan di jalan raya utama pusat kota Kupang sampai  ke pedalaman kelurahan-kelurahan yang ada dalam Kota Kupang.

Terlihat juga masih banyak jalan masuk pusat-pusat pemukiman warga  yang belum diaspal. Hal ini membuat kota Kupang tidak tampak sebagai Pusat Kota Propinsi, padahal begitu banyak dana yang telah dikeluarkan untuk pembuatan jalan-jalan tersebut.

Ada juga jalan yang baru dikerjakan tetapi sekali datang hujan, aspalnya pun pecah dan hancur. Warga pun bertanya dalam hati, benarkah jalan yang dikerjakan oleh pihak CV pelaksana, benar-benar sudah sesuai dengan anggaran dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah kita ? ataukah memang pemerintah memberi  anggaran sangat minim sehingga pembuatan jalan raya tersebut disesuaikan dengan anggaran yang minim itu tanpa mengutamakan kualitasnya.

Kini keluhan datang dari ratusan Warga di  Wilayah RW 05 Kelurahan Manutapen Kota Kupang, yang ditemui wartawan Exodus Pos di lokasi jalan tanah longsor tersebut, pada beberawa waktu lalu.  Warga ditempat itu meragukan kesungguhan pemerintah dalam menangani kebutuhan jalan raya bagi masyarakat. Jalan raya mereka pecah-pecah dan berlubang-lubang, bahkan ada yang sudah terkikis hampir putus karena tanah longsor.

WARGA KELUHKAN TETAPI BELUM DIPERHATIKAN
Beberapa Tokoh Warga ditempat itu mengatakan, sudah bertahun-tahun jalan mereka mengalami kerusakan berat. Sudah berulangkali mereka mengeluhkan masalah jalan tersebut kepada pihak pemerintah dan para anggota dewan kota, namun sampai saat ini persoalan itu tak mendapat perhatian. Hal ini membuat warga merasa kesal dan kecewa dan menilai pemerintah terkesan masa bodoh dengan masalah tersebut dan wakil rakyat yang telah mereka pilih tidak mampu mendorong pemerintah menangani hal ini.

ANGGOTA DEWAN DAN PETUGAS TEKNIS PEMERINTAH PERNAH TURUN,
HM, yang adalah sala seorang Tokoh Masyarakat Manutapen, menjelaskan, pernah pihak Dinas PU Kota maupun propinsi datang dan melihat langsung longsornya jalan raya ditempat itu. Pihak Dinas PU dan beberapa anggota DPRD Kota Kupang, pernah datang dan mengukur bibir jalan yang terkikis oleh longsor dan berjanji akan memperjuangkan dan memperbaikinya, namun sampai saat ini tidak dilakukan perbaikan.

SAAT PEMILU DAN PILEG DATANG MINTA DUKUNGA WARGA
Kata HM, Tahun 2012 ada petugas dinas PU yang didampingi beberapa anggota dewan, datang dan melihat langsung kondisi jalan yang terkikis longsor sepanjang kurang lebih 300 meter itu, namun sampai saat ini tidak ada upaya perbaikan. Kini jalan tersebut makin terkikis dan hampir putus. “ Kalau maju caleg, mereka datang dan minta dukungan warga kita, kalau sudah jadi anggota dewan,  masalah rakyat tidak diperjuangkan serius. Ini namanya tidak sayang rakyat. Percuma saja kita pilih orang yang tidak bertanggungjawab pada rakyat yang telah memilihnya,”ucap HM, mewakili warga masyarakat RW 05.

BERHARAP PEMERINTAH SEGERA MENANGANINYA
Warga berharap, kiranya pemerintah segera menangani masalah jalan raya yang terancam putus itu, agar warga bisa beraktifitas dengan lancar. Jika tidak ditangani secepatnya maka, jalan tersebut akan terputus, hal ini akan membuat warga di RW 05 Manutapen tidak bisa melakukan aktifitas kehidupan mereka dengan lancar.

Menurut Warga, jalan tersebut juga merupakan penghubung antara kelurahan Manutapen dengan Kelurahan Air Nona, tempat anak-anak mereka bersekolah. jika jalan ini terputus, anak-anak mereka harus berputar jauh untuk menuju kesekolah. Melalui  Rute yang jauh, akan memerlukan biaya tranportasi yang mahal. Hal ini akan membuat orangtua akan kesulitan menyiapkan dana transportasi  kesekolah. Dengan pekerjaan sebagai PKL dan Buruh Pelabuhan, orangtua mereka tentu tidak mampu menyiapkan biaya transportasi yang dibutuhkan.

SAAT PENGERJAAN, PEMERINTAH DAN ANGGOTA DEWAN KURANG KONTROL
Warga RW 05 Manutapen, mengkritisi, kiranya dalam mengerjakan jalan raya, pemerintah dan anggota dewan harus mengontrol dan mengawasi cara kerja yang dilakukan oleh pihak kontraktor, sehingga, apa yang menjadi petunjuk, dilakukan dengan benar oleh pelaksana. Jika tidak adanya kontrol oleh pemerintah dan anggota dewan, maka, pihak CV/Kontaktor bisa saja bekerja asal-asalan dengan memakai material yang tidak berkualitas. “ Saya yakin, pihak pelaksana tentu tahu jenis tanah ditempat ini, mereka tahu bagaimana cara membuat jalan raya diatas tanah yang longsor. Besar Anggaran pembuatan jalan yang diberikan pemerintah tentu sesuai dengan jenis tanah yang ada. Lalu mengapa jalan raya sepanjang wilayah tersebut kini semuanya pecah-pecah, terkikis tanah longsor dan terancam putus ? ini namanya kerja tidak dengan perhitungan yang matang alias kerja hanya sekedar menghabiskan anggaran yang diperoleh dari uang rakyat,” ucap salah seorang tokoh warga lainnya. (Expos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar