Selasa, 22 Oktober 2013

Soeko, SH.MH.MANUSIA HARUS DIMANUSIAKAN



MANUSIA HARUS DIMANUSIAKAN
Oleh : Soeko, SH.MH.
( Staf Pengajar SMA Muhammadiyah Kupang)
Banyak Plesetan yang mengatakan NTT adalah Nanti Tuhan Tolong, serasanya benar, buktinya permasalahan rakyat miskin di Kota Kupang semakin hari semakin bertambah dan tak  pernah mengalami perubahan yang berarti. Disana-sini semakin banyak pemulung yang berjalan memilih sampah sambil membawa anak-anak mereka yang menangis karena lapar. Di perempatan jalan dan pasar-pasar, terlihat pengemis duduk meminta-minta dengan wajah kusut dan kering. Di beberapa warung-warung makan pasar malam hari, tampak beberapa orang mengamen. Inilah yang Nampak jelas kita lihat sekarang ini. Masih banyak juga pada setiap malam, anak-anak muda remaja kumpul-kumpul duduk Miras di emperan toko-toko lalu saling baku hantam bahkan saling bunuh. Wajah malam kota kupang selalu saja dihiasi dengan suasana anak muda yang selalu Miras.

Perhitungan pemerintah tentang menurunnya angka kemiskinan dalam kota kupang terkesan berlawanan dengan fakta yang kita lihat. Pemerintah mengatakan angka kemiskinan menurun tetapi jumlah pemulung dan pengemis bertambah, rumah-rumah warga yang hampir roboh tak pernah tersentuh perhatian pemerintah. Yang terlihat jelah perobahan di kota ini adalah bertambah banyaknya ruko-ruko. Pertamina baru, hotel-hotel baru milik pengusaha-pengusaha tertentu saja. Banyak lagi rumah-rumah MBR yang dibangunan dan ditempati oknum-oknum PNS tertentu bahkan ada juga anak pejabat yang mendapatinya. Inilah perkembangan-perkembangan yang kita lihat dalam kota Kupang dewasa ini, pertanyaannya, angka kemiskinan mana yang menurun ?

Menurut Soeko, semua permasalahan tersebut bisa teratasi jika kita memiliki wakil rakyat yang benar-benar aspiratif, wakil rakyat kita harus benar-benar mencermati serius kendala- kendala yang membuat rakyat hidup semakin terpuruk. Wakil rakyat harus menyadari kalau dirinya dipilih rakyat menjadi wakil yang berdayaguna. Wakil rakyat yang dipilih pun harus menyadari bahwa mereka adalah wakilnya rakyat, jangan seperti yang terjadi sekarang kerapkali seorang anggota dewan berlagak seperti kepala nya rakyat, rakyat yang datang ingin menyampaikan aspirasinya selalu saja sulit bertemu dan duduk bersama. Rakyat kerapkali mendatangi rumah sang wakilnya namun ajudan sang wakil menanyakan macam-macam alas an kedatangan rakyat yang adalah kepala mereka. Inilah yang harus dirobah pemahamannya, yakni, rakyat adalah kepala dan anggota DPR itu adalah wakilnya. Pemahaman terbalik akan membuat rakyat semakin sulit hgidupnya sebab orang yang dia pilih menjadi wakilnya ternyata tak bisa diharapkan.

Sehubungan dengan permasalah di atas, maka menurut Soeko, pada pemilu legislative 2014 nanti, rakyat harus benar-benar lebih teliti memilih para caleg yang bisa diharapkan menjadi wakil mereka yang bermanfaat. Rakyat harus memilih orangt-orang yang nantinya tidak berlagak seperti bosnya rakyat. Rakyat jangan tergiur dengan uang atau barang-barang yang diberikan oleh para caleg agar meloloskan mereka menduduki kursi DPR. Rakyat jangan memilih mereka yang hanya mau menjadi dermawan ketika masuk bursa caleg. Rakyat jangan memilih mereka yang hanya pintar omong dengan obral janji-janji yang tak mungkin direalisasi. Indikasi ketidakmampuan seseorang caleg dalam memperjuangkan martabat rakyat terlihat jelas ketika dia hanya mengandalkan uang atau barang untuk merebut simpati masyarakat.

Soeko meambahkan, harga seekor ayam jantan berkisar 200 sampai 300 ribu rupiah, bahkan ada yang 500 ribu ke atas. Jika caleg memberikan sedikit beras, sedikit supermi dan sedikit minyak goreng dan terigu yang kalau dijumlah berkisar 100 ribu lebih, lalu caleg tersebut diberikan suara sebagai bentuk barter, maka ini namanya pelecehan martabat rakyat, kenapa disebut demikian ?, karena suara rakyat lebih murah dari harga 1 ekor ayam jantan. Atau dengan kata yang tepat bahwa harga seekor ayam jantan lebih mahal dari suara rakyat tersebut. Ini namanya konyol, masa harga suara kita lebih murah dari seekor ayam jantan?.

Untuk menegakkan harga diri rakyat, maka rakyat sendirilah yang harus menegakkannya dengan cara yang terhormat dan bermartabat, yakni jangan pilih caleg karena uang atau barang, sebab harga diri rakyat akan tergadaikan selama 5 tahun kedepan. Rakyat yang memilih caleg karena uang atau barang tersebut, tidak akan dipeduli oleh sang caleg ketika duduk di DPR, sebab suara rakyat telah dibeli putus dengan uang yang tak seberapa itu, ucap Soeko tegas.

“ Jika kita membeli suara rakyat dengan harga dibawah seekor ayam jantan, maka ini namanya kita tidak memanusiakan manusia, karena harga hewan lebih mahal dari harga seorang manusia. Jika kita tidak menggunakan uang atau barang untuk memperoleh dukungan suara rakyat, maka itu baru namanya kita ingin memanusiakan manusia,” ucap Soeko dengan nada serius.

Soeko mengakhiri komentarnya, jika pada lima tahun kedepan masyarakat mengharapkan adanya perobahan hidup yang lebih baik dari sekarang, maka pada pileg 2014 nanti, masyarakat harus memilih para caleg yang benar-benar memiliki kualitas yang handal. Kaya atau miskin seorang caleg janganlkah dijadikan ukuran dalam memilih, jika caleg tersebut memiliki pengetahguan yang cukup dan memiliki moral yang baik dalam masyarakat, maka caleg tersebut harus dijadikan ukuran dalam memilih. ( Expos 03).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar