Selasa, 08 Oktober 2013

Keluhan Para Pekerja Sol Sepatu, POL PP JANGAN USIR KAMI



foto gerrson    “ Kami merantau dari Surabaya ke Kota Kupang sejak tahun 1976, daerah ini sudah seperti tanah air sendiri. Kami bekerja sebagai tukang sol sepatu yang bermangkal di Lorong jalan masuk Undana lama dan pompa bensin depan hotel silvia. Baru-baru ini kami semua diminta oleh POL PP untuk tidak boleh bekerja di tempat ini, hati kami kecewa, jika kami pergi kami akan kehgilangan relasi dan langganan. Kami bertanya dalam hati, mengapa POL PP tidak menertibkan para pedagang yang nyata-nyatanya mengganggu arus lalulintas di jalan raya umum ?, mengapa kami yang berusaha di lorong jalan sepih  harus diusir ?, ini namanya pilih kasih dalam menegakkan aturan”. Hal ini di keluhkan oleh beberapa pekerja tukang sol sepatu kepada Tabloid Exodus Pos pada beberapa waktu lalu.

    Mewakili beberapa teman-temannya, Mas Gerson ( 60 Tahun), warga Naikoten !, mengeluhkan bahwa sudah puluhan tahun dia bersama beberapa rekannya bekerja sebagai tukang sol sepatu di lorong samping undana lama. Di tempat ini sudah banyak menolong kehidupan keluarga mereka, kini mereka merasa amat kecewa dengan sikap POL PP yang baru-baru ini menyuruh harus berhenti usaha di tempat tersebut. Sikap Pol PP ini akan menyebabkan mereka kehilangan mata pencaharian untuk melanjutkan kehidupan keluarga.

KALAU HARUS BAYAR PAJAK, KAMI MAU, ASAL JANGAN USIR KAMI
    Menurut Gerson, tempat tersebut tidak  merupakan jalan raya umum dan keberadaan mereka ditempat itupun tidak menganggu arus lalulintas, tidak mengganggu siapapun juga, lalu mengapa mereka disuruh bubar,? Kemana mereka harus pergi,?  “ Kami ini orang susah, sebagai tukang sol sepatu hasilnya tidak seberapa, tapi kalau memang harus bayar pajak usaha, pasti kami lakukan asal kami tetap diberikan kesempatan berusaha ditempat ini,” ucap Mas Gerson dengan wajah kecewa.

    Kata Mas Gerson, pekerja sol sepatu adalah suatu pengabdian memenuhi kehidupan keluarga agar bisa hidup layak dan menyekolahkan anak-anak mereka. Selama ini mereka tidak  pernah berharap bantuan dari pemerintah, sebab mereka menyadari pemerintah sudah sangat repot mengurusi masalah kemiskinan warga kota Kupang ini.

   Dengan keterampilan sederhana tersebut, mereka bekerja keras keluar dari lilitan kemiskinan hidup, walaupun susah payah mereka telah mampu mengatasi masalah hidup keluarganya. Jika mereka bubar bekerja ditempat itu, maka dirinya yakin hidup mereka akan menjadi terpuruk dan akan menambah orang miskin baru.

WAKIL RAKYAT HARUS LINDUNGI NASIB KAMI TUKANG SOL SEPATU
    Katanya, sebagai warga, dia bersama teman-temannya meminta kepada para wakil rakyat yang duduk di lembaga DPRD Kota Kupang, kiranya melakukan sesuatu untuk melindungi nasib tukang sol sepatu yang ada di kota kupang ini. Mereka meminta kiranya Wakil rakyat tidak diam, mereka  berharap wakil rakyat mesti memperjuangkan kepastian tempat usaha bagi mereka, sehingga mereka tidak lagi dikejar-kejar oleh petugas POL PP.

BANYAK USAHA KECIL DI JALAN RAYA UMUM, KENAPA TIDAK DITERTIBKAN ?
    Dia menambahkan, di sepanjang jalan raya Sudirman bahkan dijalan raya Frans Seda , masih juga banyak yang berdagang dipinggir jalan, banyak juga yang melakukan usaha tambal ban maupun jualan bensin dengan tiang yang ditanam, tapi kenapa bapak-bapak POL PP tidak menertibkan mereka ?, kami yang hanya bekerja sebagai tukang sol sepatu dengan peralatan sederhana berupa peti kecil yang gampang dipindahkan sewaktu-waktu, mengapa dipersoalkan untuk tidak boleh berusaha di lorong yang tidak ramai tersebut ?.

    Sebagai warga kota Kupang, kami berusaha keluar dari kesulitan hidup dengn cara kerja seperti ini  sesuai dengan keterampilan kami. “ Kerja seperti ini kan membantu pemerintah agar tidak repot urus orang miskin macam kami ,” kata Gerson yang didukung oleh beberapa temannya.

    Kepada Pemerintah, Mas Gerson dan rekan senasibnya mengharapkan adanya pertimbangan khusus yang membolehkan mereka tetap bekerja di tempat tersebut.     Pemerintah Kota Kupang harus bisa memberikan jalan keluar yang baik bagi mereka agar langganan dan relasi yang telah terjalin selama puluhan tahun  tidak hilang apabila harus pindah dari tempat itu. “ Jika ada aturan untuk boleh tetap berusaha ditempat itu,kami bersedia mematuhinya dengan iklas. Dan apabila kami harus memberikan kontribusi pada daerah kita melalui pajak lewat kerja sol sepatu, tentu kami akan melaksanakannya. Para langganan sudah tahu tempat mangkal kami, jika pindah ketempat lain, mereka akan sulit menemukan kami, hal ini akan sangat merugikan kehidupan kami,” ujar Mas Gerson mengakhiri. (Expos 01).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar