Dr.Hengky Kaluge M.Pd.
PEREMPUAN JANGAN JADI FIGURAN POLITIK
“
Jangan seperti ‘ jari tangan
menyilahkan tetapi hati menolak,’
yang artinya , mempersilahkan kaum perempuan masuk menjadi caleg tetapi hati
kita tidak tega kalau mereka lolos menjadi DPR. Lalu kita pun melakukan segala
cara-cara kotor agar sang caleg perempuan itu tidak diminati oleh masyarakat. Cara
- cara seperti ini akan membuktikan bahwa kita semakin tidak bijaksana memahami
masalah politik ”,
Hal ini diucapkan oleh Doktor Hengky Kaluge,M.Pd. Pengamat politik dari Universitas
Katolik Widya Mandiri Kupang, ketika ditemui Wartawan di ruang kerjanya di
lantai dua FKIP Unwira Kupang, beberapa waktu lalu.
Katanya, kekerasan rumah tangga terhadap
perempuan, pelecehan seks yang di alami kaum perempuan, penjualan perempuan menjadi tenaga kerja perempuan di luar negeri,
memberikan peluang bagi perempuan hanya menjadi nomor dua dalam pengambilan
keputusan keluarga, tidak memberikan ruang yang luas bagi perempuan untuk
berkarir dalam pemerintahan dan politik, semua perlakuan ini merupakan hal yang
meremehkan martabat perempuan.
Menurutnya,
untuk bisa mengeluarkan kaum perempuan dari persoalan diatas maka kaum
perempuan sendiri harus berani berjuang dengan segala kemampuan yang ada
berdasarkan kualitas yang dimilikinya, tampil dengan kuat dan tegar untuk bisa memiliki jabatan dalam kedudukan di
politik maupun dipemerintahan supaya perempuan juga memiliki kans dalam
pengambilan keputusan – keputusan penting demi menyelamatkan nasib kaum
perempuan sesuai dengan perfektif Gender dan berjuang membangaun seluruh
masyarakat kita. Tanpa perjuangan yang kuat, tegar dan sungguh-sungguh maka
harapan agar kaum perempuan bisa memperoleh persamaan hak dan perlakukan yang
sama dengan kaum laki-laki hanyalah akan menjadi mimpi disiang bolong.
MENDUDUKI
TEMPAT STRATEGIS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Rendahnya
keterwakilan perempuan dalam dunia politik, secara kongrit partai politik belum
memiliki platform yang jelas untuk membela kepentingan kaum perempuan, menyebabkan
kaum perempuan tidak bisa memiliki ruang
yang tepat dan strategis untuk berjuang membela kepentingan mereka, maka perfektif
Gender yang kita dambahkan akan sulit terwujud dengan benar.
Doktor
yang sudah makan garam didunia politik dan pendidikan ini menambahkan, memberikan
tempat yang luas bagi perempuan dalam dunia politik dapat memberikan harapan yang baru dalam politik
yang arogan, korup dan patriarkis.
Keberadaan kaum perempuan dalam lembaga politik akan memberikan nuansa yang
segar dan sejuk sekaligus menjadi penye-imbang kekuatan politik dalam lembaga
politik.
“ Saya
yakin, dengan majunya kaum perempuan ke
ruang publik lalu kemudian menduduki tempat strategis dalam pengambilan
keputusan, merupakan satu-satunya cara
yang tepat agar mereka terwakili untuk bisa membela kepentingannya sekaligus dapat
membawa masyarakat kita pada perubahan sistem yang bersih dari korupsi dan
hidup yang berkedilan,” tandas Hengky.
ANGGAPAN
LEMAH TAK BERDAYA ITU ADALAH CARA PANDANG USANG
Dia
mengatakan, kaum perempuan harus bisa meninggalkan cara pandang usang yang mengatakan bahwa perempuan itu adalah
makhluk lemah dan tak berdaya, perempuan harus melawan cara pikir jaman dulu
itu, sebab cara pandang seperti ini akan melemahkan perjuangannya untuk
mencapai titik karir yang di idam-idamkan.
Cara pikir seperti ini akan membuat perempuan
terkulai tak berdaya untuk mengekspresikan kemampuannya. Kita harus angkat
jempol bahwa tidak sedikit kaum perempuan yang sudah berhasil menjadi pemimpin
tertinggi di Negara Kita maupun di belahan Negara lain di bumi ini. Namun hal
amat penting yang harus dimiliki oleh kaum perempuan adalah kapabilitas dan
kapasitas yang handal sehingga anggapan tentang perempun lemah tak berdaya akan
sendirinya terbunuh lenyap oleh kamatangan diri dimiliki oleh kaum perempuan.
QUOTA
30 PERSEN JANGAN HANYA MELENGKAPI ATURAN SAJA,
JANGAN JARI
MENYILAHKAN TAPI HATI MENOLAK
Hengky
mengkritisi, kaum perempuan jangan hanya dijadikan figuran dalam bursa politik,
konsep quota 30 persen dalam bursa calek untuk pemilu 2014 jangan hanya menjadi
alasan partai politik untuk melengkapi aturan - aturan yang berlaku saja,
tetapi quota yang ditetapkan tersebut harus benar-benar menjadi kesungguhan
partai politik untuk memperjuangkan caleg-caleg kaum perempuan yang di usung ,
agar bisa tembus ke kursi lembaga DPR, dan jika nanti kaum perempuan banyak
yang lolos atau 30 persen bisa lolos menjadi DPR, maka ini merupakan
keberhasilan partai politik dalam memberikan kesempatan yang luas bagi kaum
perempuan untuk berkiprah dalam politik.
“ Jangan seperti ‘ jari tangan menyilahkan tetapi hati menolak,’ yang artinya ,
mempersilahkan kaum perempuan masuk menjadi caleg tetapi hati kita tidak tega
kalau mereka lolos menjadi DPR. Maka kita pun melakukan segala cara-cara kotor
agar sang caleg perempuan itu tidak diminati oleh masyarakat. Maka cara seperti
ini akan membuktikan bahwa, kita semakin tidak bijaksana memahami masalah
politik secara benar ”, ucap Doktor Hengky dengan kalam.
Doktor
Hengky mengatakan lagi, kaum perempuan jangan hanya dijadikan pelengkap aturan
untuk kepentingan kaum laki-laki saja, kaum perempuan jangan hanya dijadikan
alat oleh partai dengan alasan pembaharuan, kaum perempuan jangan hanya dijadikan
alat politik dan akhirnya menjadi kaum yang terbungkam dan bisu. Kaum perempuan
harus benar-benar memiliki pengalaman yang luas dan didukung oleh pengetahuan
formal yang cukup serta kematangan emosional yang hebat, kaum perempuan harus
memiliki akses yang luas tentang kancah politik sehingga mereka mampu membawa hal yang baru
dalam dunia politik, dan apabila kaum perempuan tidak memiliki hal-hal
kepribadian di atas alias minim nya
pengalaman dan pengetahun maka sudah tentu mereka hanya akan menjadi
Figuran dalam kancah politik kita.
Hengky meyakini bahwa jika kaum perempuan berada bersama kaum laki-laki
dalam kursi parlemen lalu berpikir dan berbuat bagi masyarakat, maka dia yakin
segala masalah – masalah kompleks masyarakat bisa diselesaikan secara baik. Jika
hanya laki-laki saja yang menjadi DPR maka sering terjadi gontok-gontokan
karena saling mempertahankan argument, hal ini sudah sering terjad dalam lembaga
parlemen kita, dan apabila kebanyakan perempuan kita menjadi DPR, maka diyakini
bahwa hal gontok-gontokan yang sering terjadi antar kaum laki-laki diparlemen,
dengan sendirinya akan menghilang sebab mereka tentu akan merasa malu jika
ditonton oleh kaum perempuan yang ada.
ISU DAN
GOSIP DIJADIKAN MOTIVASI MEMENANGKAN PERJUANGAN
Hengky
yang juga adalah Doktor Matematika di UNWIRA Kupang ini mangatakan lagi,
masyarakat jangan takut memilih perempuan dalam bursa caleg 2014 nanti,
masyarakat jangan ragu menjatuhkan pilihan pada mereka, masyarakat jangan terpengaruh oleh isu-isu dan
gossip-gosip yang beredar dalam masyarakat yang sifatnya hanya ingin
menjatuhkan martabat serta meremehkan kaum perempuan.
Kepada
kaum perempuan, dia mengingatkan, isu dan gossip adalah suatu ujian untuk
mempertajam kematangan emosional kita, isu dan gossip sebagai bentuk kepedulian
masyarakat kepada kaum perempuan sekaligus mengukur sejauh mana kemampuan kaum
perempuan dalam mengelolah kepribadian agar bisa mencapai puncak yang
diinginkan.
“ Jadikanlah isu dan gosip itu sebagai
motivasi bagi kita untuk berusaha sungguh-sungguh mencapai impian, menanggapi
isu-isu dan gosip yang tidak bermanfaat untuk memenangkan perjuangan politik
adalah membuang sebagian kekuatan perjuangan kita, maka kita akan semakin
terhalang menggapai sukses ” tandas Hengky.
Hengky
memberikan pandangan politiknya bahwa, seorang pemimpin harus bisa memberikan
kesempatan bagi orang lain untuk mengkritis keputusannya, seorang pemimpin
harus bisa membiarkan pendapatnya dipersoalkan oleh orang lain, jika kaum
perempuan mampu menerima hal seperti ini, maka dia akan menjadi pemimpin yang
langgeng dan menjadi besar di kemudian hari.
“ Masyarakat kaum perempuan kita dewasa ini sedang merindukan keterwakilan
mereka di lembaga parlemen, oleh karena itu kaum perempuan yang saat ini sedang
menjadi caleg, harus selalu berjuang, berjuang, berjuang terus sesuai kemampuan
yang ada, rebutlah hati masyarakat dengan sebaik-baiknya, asahlah kematangan
diri kita sehingga ketika duduk dilembaga DPR, jangan lah kita hanya menjadi
figuran dalam lembaga itu,” ucap Hengky mengakhiri perbincangannya. (
EXPOS 01 ).