Dr.A.Iskandar |
“Rakyat
harus hati-hati dan cerdas dalam memilih caleg kalau ingin memiliki wakil nya
yang berkualitas dan bermanfaat. Caleg yang punya baliho banyak, punya uang
banyak, belum tentu memiliki moralitas
yang baik, belum tentu memiliki motivasi yang kuat untuk memperjuangkan apa yang
diharapkan rakyatnya. Pilih Caleg yang bukan sekedar menjadi representase fisik
simbolik di Lembaga DPR/DPRD, melainkan yang bisa menjadi Representase
nilai-nilai kejujuran, keadilan, kebenaran dan kebaikan, yang mampu
dilakukannya kelak untuk menyelamatkan rakyatnya dari penderitaan hidup .” Hal ini diungkapkan oleh pemerhati masyarakat
miskin, Dr.Abubakar Iskandar , ketika ditemui Wartawan Exodus Pos,
dikediamannya, di Kelurahan Sikumana- Kupang-NTT, beberapa waktu yang lalu.
Berikut petikan wawancara dengannya :
Banyak
masyarakat menilai kinerja wakil rakyat buruk dan terkesan tidak peduli dengan
derita hidup yang dialami oleh rakyat kecil, pendapat Anda ?
Tidak semua wakil rakyat kita demikian, ada
yang benar-benar serius perjuangkan penderitaan rakyatnya, tetapi memang ada
juga yang terkesan masa bodoh karena mungkin ada hal yang mungkin
mengganjalnya. Banyak wakil rakyat kita tersandung hukum karena korupsi, apa
yang diperjuangkannya tidak mendapat dukungan penuh dilembaga dewan karena
moralnya telah dianggap jelek. Wakil rakyat yang terlibat korupsi itu akan
kurang dipercaya, sehingga apa yang dibicarakan tentang rakyat kurang ditanggapi.
Ada juga wakil rakyat kita yang mau menjadi DPR/DPRD bukan untuk perjuangkan
aspirasi rakyat melainkan mencari kedudukan dan kekayaan pribadi semata. Ada
juga wakil rakyat kita yang tidak memiliki pengetahuan yang matang tentang persoalan rakyat, tidak miliki
wawasan luas tentang bagaimana memperjuangkan aspirasi secara meyakinkan.Inilah
yang menjadi masalahnya.
Sebagai
wakil rakyat, apapun masalahnya, mereka harus bisa meloloskan kepentingan
rakyat , menurut Anda?
Moralitas seorang wakil rakyat menjadi
penting, kalau dia tersandung korupsi, sulit bisa berjuang dengan baik bagi
rakyat. Kalau dia jadi DPR/DPRD dengan motivasi utama mencari kekayaan tentu
sulit berkonsentrasi memikirkan nasib rakyatnya. Pemilu adalah sarana rakyat
menyerahkan kedaulatan secara terhormat kepada mereka yang pantas mewakili
rakyat merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjamin kesejahteraan, keadilan dan
kebaikan bersama. Kalau seseorang menduduki jabatan karena rakyat, maka
sebenarnya dia harus tunduk pada rakyat, dia harus mengabdi pada martabat
rakyat,martabat manusia dan bukan sebaliknya. Jika rakyat ingin berdaulat di
negeri ini, rakyat ingin dihormati martabatnya, rakyat harus menjaga harga diri
dengan cara tidak merima uang atau barang untuk memilih wakilnya menjadi
DPR/DPRD, supaya tidak disepelehkan kepentingannya.
Hasil pemilu
sebelumnya, banyak calon wakil rakyat kita memperoleh kedudukan dengan
cara permainan uang dan sumbgangan-sumbangan dari calon wakil rakyat. Wakil
rakyat kita terkesan masa bodoh dengan persoalan rakyat sebab merasa telah
membeli murah suara rakyat sehingga hubungan dengan sendirinya terputus selama
lima tahun. Inilah yang amat disesalkan. Wakil rakyat kita yang rugi karena
mengeluarkan banyak uang untuk mendapati suara dukungan, tentu akan sibuk
mencari uang menutupi pengeluarannya, penderitaan rakyat dilupakan begitu saja,
harga diri rakyat disepelekan oleh mereka,
martabat rakyat diremehkan karena uang.
Kedudukan yang didapati dari rakyat terkesan
digunakan untuk menindas rakyat sendiri dengan cara menggunakan uang rakyat
untuk memperkaya diri, korupsi dan memeras pemerintah untuk kepentingan
pribadinya. Wakil rakyat tidak takut lagi dengan amarah rakyat, wakil rakyat
tidak respon dengan keluhan rakyatnya. Kenapa ? karena suara rakyat telah
tergadaikan dengan uang dari sang wakil rakyat itu. Fasilitas sang wakil rakyat
tersedia lengkap, untuk membeli beras sekilo saja, rakyatnya tidak mampu,
Kenapa ? karena rakyat sendiri yang telah rela diremehkan oleh wakil rakyat itu
dengan cara, meminta atau menerima uang dan barang saat sang calon wakil rakyat
lakukan sosialisasi diri dan kampanye. Ini yang namanya jabatan politik dibayar
mahal sedangkan martabat rakyat dibayar amat murah sekali, sungguh memprihatinkan.
Pendapat
Anda, bagaimana memilih caleg yang berkualitas ?
Pililah mereka yang memiliki moralitas yang
baik. Pililah mereka yang punya Rekam Jejak yang jelas . Pilih caleg bukan
karena miliki gambar baliho yang banyak dan elit. Pilih caleg jangan karena
janji-janji muluk yang diucapkan dan tak mungkin bisa dilaksanakannya. Pilih
caleg jangan karena uang atau barang. Rakyat harus bisa menegakan harga dirinya
supaya demokrasi sejati bisa tercipta di negeri ini. Memilih caleg harus dengan hati nurani dan tidak menerima apa-apa. Jika demikian maka harga diri rakyat akan tetap dihormati. Wakil
Rakyat yang dipilih akan merasa berutang budi pada rakyat dan tentu selalu
menghormati dan menyayangi rakyatnya serta tak mungkin mengkhianati rakyatnya.
Wakil Rakyat itu pasti akan memperjuangkan kepentingan rakyatnya dengan hati
yang tulus karena dia pun dipilih dengan hati nurani yang tulus oleh rakyatnya.
Rakyat harus hati-hati dan cerdas dalam
memilih caleg kalau ingin memiliki wakil nya yang berkualitas dan bermanfaat.
Caleg yang punya baliho banyak, yang punya uang banyak, belum tentu
memiliki moralitas yang baik, belum
tentu miliki elektabilitas yang diharapkan dan belum tentu memiliki motivasi
yang kuat untuk memperjuangkan apa yang diharapkan rakyatnya. Pililah caleg
bukan sekedar menjadi representase fisik simbolik di DPR/DPRD, melainkan yang
bisa menjadi Representase nilai-nilai kejujuran, keadilan, kebenaran dan
kebaikan, yang mampu dilakukannya kelak untuk menyelamatkan rakyatnya dari
penderitaan hidupnya. Harapan saya,
jika Rakyat ingin martabat nya dihargai dan di hormati, pada pileg 2014 nanti, jangalah menggadaikan harga diri kita dengan
uang atau barang, sebab kita akan susah lagi selama lima tahun kedepan. Selamat
menghadapi pileg 2014. (ExPos.001).