Senin, 27 Maret 2017

SALING FITNAH DI MEDSOS : “ FIGUR BERPOTENSI KALAH PILKADA ! “



ntt-expos.com. Kupang 27 Maret 2017. Redaksi.

Menyongsong Pilkada Gubernur NTT 2018-2023, para calon pemimpin terbaik kita, kini berkeliling tanah flobamora untuk memperkenalkan diri ditengah masyarakat sebagai bakal calon gubernur harapan semua rakyat Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023.

Bagi figur yang sudah dikenal reputasinya  oleh masyarakat, tetap  perlu  juga mengunjungi masyarakat untuk memberi tahu dan meminta restu kalau dirinya bakal maju menjadi calon gubernur kita mendatang.

FIGUR BICARA PROGRAM KERJA SECARA TERSELUBUNG

Walau sedikit terselubung dan melanggar aturan KPU, ada juga figur tertentu menceriterakan secara gamblang kalau dirinya akan melakukan aksi program unggulan untuk kesejahteraan masyarakat NTT dengan mencontohkan hal-hal yang pernah dibuatnya.

Hal ini menjadi biasa karena tanpa menjual ide program maka para figur kuatir tidak mendapat dukunbgan banyak masyarakat. Itulah yang sering kita temui ketika figur-figur bakal calon pemimpin kita melakukan kunjungan ke masyarakat diberbagai pelosok bumi Flobamora ini.

TIM SUKSES FIGUR PEMIMPIN SALING FITNAH,  MENODAI DEMOKRASI

Tetapi ada hal yang patut disesalkan sekali,  lewat media sosial, kita lihat dan baca bahwa para tim sukses dari sesama figur tertentu, saling menjelek-jelekan figur Yang satu dengan figure yang lainnya padahal figure-figur itu berasal dari kader partai yang sama.

Hal – hal seperti itu adalah cara tidak terpuji dan tidak bermartabat yang tidak boleh terjadi di era demokrasi kita yang semakin baik ini. Rakyat seolah-olah dipaksa untuk menjauhi dan memusuhi figur-figur tertentu yang diisukan buruk, tidak mampu bahkan tidak punya financial cukup sehingga tak layak menjadi calon gubernur NTT mendatang, padahal kepribadian dan kemampuan figur yang dijelekan belum tentu sama dengan apa yang disebarkan di medsos.

SALING FITNAH DI MEDSOS BUKAN BUDAYA KITA

Secara terbuka di Media Sosial, para tim sukses figure tertentu menabur kejelekan figur lain dan bahkan sampai menjurus ke fitnah keji. Hal ini sangat tidak sesuai dengan budaya kita di tanah flobamora  yang masih teguh memegang tata krama dan ajaran hidup adat isti adatnya.
Saling fitnah di medsos bukanlah budaya hidup masyarakat Flobamora yang diagung - agungkan di bumi Indonesia tercinta.

Medsos yang harusnya dijadikan ajang menimba informasi , pengetahuan dan ilmu pendidikan, ternoda dengan tulisan-tulisan jorok yang melanggar etika hidup bernilai, dan penuh dengan potensi yang bisa memecah belah kehidupan bersuku dan beragama.

Hal ini harus dicermati serius oleh para tokoh masyarakat dan tokoh adat  kita, para aparat hukum, para akademisi, para kaum terpelajar dan maha terpelajar kita di nusa Tenggara Timur, agar mengambil langkah-langkan tepat, sehingga saling fitnah dan caci maki di medsos bisa segera perlahan dihentikan, kalau tidak, akan merusak pola pikir generasi muda kita tentang arti hidup yang sebenarnya, tentang demokrasi yang baik dan dan tentang arti pemimpin yang sesungguhnya.
  
TIMSUS PARA FIGUR SATU PARPOL SALING FITNAH, TIMBUL KEBENCIAN DAN PERMUSUHAN BERKELANJUTAN

Yang lebih prihatin sekali,  tim sukses para figure bakal calon Gubernur, yang sama-sama berasal dari satu partai, melakukan caci maki, penghinaan dan meremehkan nama baik figur lain, padahal figur-figur itu berasal dari satu partainya sendiri. Jika sudah begini, tentu akan merugikan dan menyulitkan  perjuangan partai itu untuk berjuang memenangkan ajang Pilkada Gubernur kita.

Mengapa demikian ? karena saling fitnah, caci maki, akan melahirkan kebencian, kebencian akan melahirkan permusuhan yang berkelanjutan dan pada akhirnya, ketika salah satu figur ditetapkan oleh parpolnya menjadi calon pemimpin, maka figure lain yang tidak diakomodir beserta tim suksesnya tidak mau bekerjasama mendukung figur yang telah ditetapkan parpol mereka, lalu mereka berjuang mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih figur yang ditetapkan parpol mereka tersebut.

PARA PETINGGI PARPOL HARUS  AMBIL SIKAP BIJAK

Para petinggi parpol yang sedang membiarkan figur-figurnya bersosialisasi di tengah masyarakat, harus segera ambil tindakan bijak, untuk menentukan figur mana yang akan ditetapkan oleh partai, sehingga kesempatan yang ada, dapat digunakan untuk mempersatukan kembali rasa kebersamaan antara Figur dan para tim sukses masing-masing, untuk bekerja sama memenangkan figur pemimpin yang diusung oleh parpol tersebut.

SALING FITNAH FIGUR SENDIRI, PENDUKUNG PECAH,
CALON PARPOL BERPOTENSI KALAH PILKADA

Jika Para Petinggi Parpol membiarkan terlalu lama para figure sendiri dalam satu Parpol sosialisasikan diri bersama tim suksesnya dengan selalu menebar kejelakan dan kebencian bagi figure lain, sama artinya membiarkan kader terbaik parpol itu maju Pilkada untuk menerima kekalahan.

Kalau sudah terjadi demikian, maka bukan figur pemimpin itu yang tidak dicintai rakyat, tetapi karena sudah terlalu banyak musuh dalam selimut sendiri yang bekerja untuk memenangkan figure dari Parpol lain. Dan hal ini bisa disimpulkan bahwa kegagalan yang dialami dalam pilkada itu, terjadi karena kegagalan para petinggi parponya sendiri dalam upaya mempersatukan pendukungnya untuk memilih calon pemimpin yang dingini.

Dan yang paling disesalkan sekali bahwa sang figure yang kalah tersebut adalah Figur Pemimpin terbaik parpol yang memiliki potensi besar mampu membawa masyarakat NTT menuju hidup yang lebih baik. REDAKSI.001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar